8 - Basis Data : MEMETAKAN ER MODEL KE RELATIONAL MODEL

1. Definisi Relational Model
 
Model Data Relasional adalah suatu model basis data yang menggunakan tabel dua dimensi, yang terdiri atas baris dan kolom untuk menggambarkan sebuah berkas data. 

Model ini menunjukkan cara mengelola atau mengorganisasikan data secara fisik dalam memori sekunder. Hal ini akan berdampak pada bagaimana mengelompokkan data dan membentuk keseluruhan data yang terkait dalam sistem yang akan dibuat. ER Model (ERD) Yang merupakan representasi konseptual basis data harus dipetakan ke dalam relational model (relasi tabel) agar secara langsung dapat diimplementasikan ke basis data. Dalam relational model dikenal beberapa istilah yaitu:

Relasi: Sebuah tabel yang terdiri dari beberapa kolom dan beberapa
baris.

Atribut: Kolom pada sebuah relasi (field).

Domain: Kumpulan nilai yang valid untuk satu atau lebih atribut

Tupel: Baris pada sebuah relasi (record).

Derajat (degree):Jumlah atribut dalam sebuah relasi (jumlah field)
 
Cardinality: Jumlah tupel dalam sebuah relasi (jumlah record)

Tabel Berikut ini menjelaskan beberapa kosakata yang umum digunakan. Beberapa istilah yang sama memiliki pengertian berbeda tergantung pada model yang digunakan. Istilah dalam kolom paling kiri di bawah (ER Mode) bukan merupakan empat komponen dalam konstruksi ER model.
 
Tabel 11.Kosa kata / istilah dalam beberapa ragam model



2. Algoritma Pemetakan model Relasi Entitas (ERD) Ke Relasi Tabel (Relational Model).
 
Di dalam basis data yang menjadi pusat perhatian dan intisari sistem adalah tabel dan relasinya. Istilah tabel ini muncul dari abstraksi data pada level fisik.Tabel ini sama artinya dengan entitas dari model data pada level konseptual. Setiap orang bisa membuat tabel tetapi membuat tabel yang baik tidak semua orang dapat melakukannya. Kebutuhan akan membuat tabel yang baik ini ini melahirkan beberapa teori atau metode antara lain ialah pemetakan ER to table dan Normalisasi.
 
Uraian materi di bawah ini menjelaskan pemetakan ER model ke relasi tabel sedangkan Algoritma atau Langkah-langkah yang dilakukan untuk memetakan ER diagram ke tabel relasional yaitu sebagai berikut:
 
1. Untuk setiap entitas kuat EK, buat tabel baru EK yang menyertakan seluruh simple atribut dan simple atribut dari composite atribut yang ada. Pilih salah satu atribut kunci sebagai primary key.
 
2. Untuk setiap entitas lemah EH, buat tabel baru EH dengan mengikutsertakan seluruh simple atribut. Tambahkan primary key dari entitas kuatnya (owner entity type) yang akan digunakan sebagai primary key bersama-sama partial key dari entitas lemah.


3. Untuk setiap multivalued atribut R, buatlah tabel baru R yang menyertakan atribut dari multivalue tersebut. Tambahkan primary key dari relasi yang memiliki multivalue tersebut. Kedua atribut tersebut membentuk primary key dari tabel R.
 
4. Untuk setiap relasi binary 1:1, tambahkan primary key dari sisi yang lebih “ringan” ke sisi (entitas) yang lebih “berat”. Suatu sisi dianggap lebih “berat” timbangannya apabila mempunyai partisipasi total. Tambahkan juga simple atribut yang terdapat pada relasi tersebut ke sisi yang lebih “berat”. Apabila kedua partisipasi adalah sama-sama total atau sama-sama partial, maka dua entitas tersebut boleh digabung menjadi satu tabel.
 
5. Untuk setiap relasi binary 1:N yang tidak melibatkan entitas lemah, tentukan mana sisi yang lebih “berat” (sisi N). Tambahkan primary key dari sisi yang “ringan” ke tabel sisi yang lebih “berat”. Tambahkan juga seluruh simple atribut yang terdapat pada relasi biner tersebut.
 
6. Untuk setiap relasi binary M:N, buatlah tabel baru R dengan atribut seluruh simple atribut yang terdapat pada relasi biner tersebut. Tambahkan primary key yang terdapat pada kedua sisi ke tabel R. Kedua foreign key yang didapat dari kedua sisi tersebut digabung menjadi satu membentuk primary key dari tabel R.
 
7. Untuk setiap relasi lebih dari dua entitas, n-nary (ternary), meliputi dua alternatif yaitu:
 
a. Buatlah tabel R yang menyertakan seluruh primary key dari entitas yang ikut serta. Sejumlah n foreign key tersebut akan membentuk primary key untuk tabel R. Tambahkan seluruh simple atribut yang terdapat pada relasi n-ary tersebut.
 
b. Mengubah bentuk relasi ternary menjadi entitas lemah, kemudian memperbaiki relasi yang terjadi antara entitas lemah tersebut dengan entitas-entitas kuatnya dan melakukan algoritma pemetakan sesuai dengan aturan mapping.


D. Aktifitas Pembelajaran
Uraian dibawah ini menjelaskan urutan langkah memetakan ER model ke relasi tabel. Sistem basis data yang dijadikan contoh adalah sistem basis data perusahaan A seperti dijelaskan dalam kegiatan belajar 3 dan 4. Perhatikan kembali gambar 31 ERD sistem basis data perusahaan A. pada kegiatan pembelajaran 4 diatas
 
Langkah-langkah yang dilakukan untuk memetakan ER diagram ke relational model, yaitu :
1. Berdasarkan algoritma nomor 1 aturan tentang entitas kuat maka lakukan beberapa langkah dibawah ini :
a. Untuk setiap entitas kuat Entitas Kuat, buat tabel baru Eks.
b. Sertakan seluruh simple atribut.
c. Sertakan simple atribut dari composite atribut yang ada.
d. Pilih salah satu atribut kunci sebagai primary key.


Gambar 32. Mapping ER ke tabel untuk entitas kuat.
 
2. Berdasarkan algoritma
nomor 2 aturan tentang entitas entitas lemah.
Untuk setiap entitas lemah EH, laakukan beberapa langkah dibawah ini :
a. Buat tabel baru EH.
b. Sertakan seluruh simple atribut
c. Tambahkan primary key dari entitas kuatnya (owner entity type) yang akan digunakan sebagai primary key bersama-sama partial key dari entitas lemah.


Gambar 33. Mapping ER ke tabel untuk entitas lemah

3. Berdasarkan algoritma nomor 2 aturan tentang relasi multivalue
atribut.Untuk setiap multivalued atribut R,
a. buatlah tabel baru R yang menyertakan atribut dari multivalue tersebut.
b. Tambahkan primary key dari relasi yang memiliki multivalue tersebut.
Kedua atribut tersebut membentuk primary key dari tabel R



Gambar 34. Mapping multivalue attribute
 
4. Untuk setiap relasi binary 1:1, tambahkan primary key dari sisi yang lebih “ringan” ke sisi (entitas) yang lebih “berat”. Suatu sisi dianggap lebih “berat” timbangannya apabila mempunyai partisipasi total. Tambahkan juga simple atribut yang terdapat pada relasi tersebut ke sisi yang lebih “berat”.


Gambar 35. Mapping relasi binary 1:1
 
5. Untuk setiap relasi binary 1:N yang tidak melibatkan entitas lemah, tentukan mana sisi yang lebih “berat” (sisi N). Tambahkan primary key dari sisi yang “ringan” ke tabel sisi yang lebih “berat”. Tambahkan juga seluruh simple atribut yang terdapat pada relasi biner tersebut


Gambar 36. Mapping ER to tabel relasi one to many
 
6. Untuk setiap relasi binary M:N, buatlah tabel baru R dengan atribut seluruh simple atribut yang terdapat pada relasi biner tersebut. Tambahkan primary key yang terdapat pada kedua sisi ke tabel R. Kedua foreign key yang didapat dari kedua sisi tersebut digabung menjadi satu membentuk primary key dari tabel R


Gambar 37. Mapping ER to tabel relasi one to many
 
7. Untuk setiap relasi n-ary (ternary),
a. Buatlah tabel R yang menyertakan seluruh primary key dari entitas yang ikut serta. Sejumlah n foreign key tersebut akan membentuk primary key untuk tabel R. Tambahkan seluruh simple atribut yang terdapat pada relasi n-ary tersebut.
 
b. Sama dengan proses yang dilakukan untuk langkah ke 6. Karena dalam ER-D perusahaan ini tidak ada relasi n-ary maka langkah ini tidak dilakukan.


Gambar 38. Mapping untuk relasi N-narry
Dengan menggunakan cara yang sama dapat dilakukan pemetaan ER diagram ke tabel untuk setiap relasi entitas dari ER diagram sistem basis data perusahaan A.


Gambar 39. Relasi Tabel hasil pemetakan ERD











8 - Basis Data : MEMETAKAN ER MODEL KE RELATIONAL MODEL 8 - Basis Data : MEMETAKAN ER MODEL KE RELATIONAL MODEL Reviewed by Argasoka Herbal on Rabu, Agustus 01, 2018 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.